Paragraf adalah blok bangunan kertas. Banyak siswa
mendefinisikan paragraf dalam hal panjangnya: paragraf adalah sekelompok paling
sedikit lima kalimat, satu paragraf panjangnya setengah halaman, dll. Namun
dalam kenyataannya, kesatuan dan koherensi ide di antara kalimat adalah apa
yang membentuk paragraf. Paragraf didefinisikan sebagai "sekelompok kalimat
atau satu kalimat yang membentuk unit" (Lunsford dan Connors 116). Panjang
dan penampilan tidak menentukan apakah suatu bagian dalam kertas adalah
paragraf. Misalnya, dalam beberapa gaya penulisan, khususnya gaya jurnalistik,
paragraf dapat hanya satu kalimat. Pada akhirnya, paragraf adalah kalimat atau
kelompok kalimat yang mendukung satu gagasan utama. Dalam selebaran ini, kita
akan menyebutnya sebagai "gagasan mengendalikan," karena ia
mengendalikan apa yang terjadi di sisa paragraf.
Berlatih menulis paragraf sangatlah penting bagi Anda yang
ingin menulis dengan benar. Paragraf membantu memecah teks panjang sehingga
isinya lebih mudah dicerna oleh pembaca. Kehadiran paragraf membimbing pembaca
menyelami argumen Anda dengan memfokuskan perhatian pada satu gagasan utama dan
tujuan.[1] Namun, cara menulis paragraf yang terstruktur
baik terkadang memang sedikit rumit. Baca panduan di bawah ini dan pelajari
cara meningkatkan kemampuan Anda menulis paragraf, dari baik menjadi istimewa!
1. Merencanakan
Paragraf
a.
Tentukan topik utama paragraf
tersebut. Sebelum menulis paragraf, Anda harus
menyiapkan rencana gamblang tentang hasil akhir paragraf tersebut. Paragraf
pada intinya merupakan sekumpulan kalimat yang seluruhnya saling terhubung oleh
satu topik utama.[2] Tanpa topik utama yang jelas, paragraf pun kehilangan
fokus serta kesatuan. Untuk menetapkan topik paragraf, Anda harus mengajukan
sejumlah pertanyaan berikut kepada diri sendiri:
·
Apa yang memicu saya menulis paragraf ini? Jika
Anda menulis paragraf sebagai tanggapan atau jawaban atas suatu hal tertentu
yang menjadi pemicu, seperti misalnya "Anda telah memutuskan untuk
menyumbangkan uang pada kegiatan amal. Kegiatan amal mana yang Anda pilih dan
kenapa?" atau "Deskripsikan hari favorit Anda," Anda perlu
memikirkan dengan saksama hal yang menjadi pemicu tersebut dan memastikan bahwa
pembahasan Anda tepat sasaran, bukan malah melebar ke luar topik.
·
Apa gagasan utama atau permasalahan yang harus saya
bahas? Pikirkan topik yang harus atau hendak Anda tulis, kemudian
pertimbangkan gagasan-gagasan atau pokok-pokok permasalahan mana yang paling
relevan untuk topik tersebut. Berhubung paragraf biasanya relatif pendek,
penting bagi Anda untuk mencoba menyentuh semua gagasan utama, tanpa keluar
jalur.
·
Untuk siapa saya menulis? Pikirkan
siapa target pembaca paragraf atau karya tulis ini. Apa yang telah mereka
ketahui sebelumnya? Apakah mereka tak lagi asing dengan topik yang akan
dibicarakan, ataukah masih membutuhkan sejumlah kalimat penjelasan?
·
Jika paragraf-paragraf tersebut nantinya akan terjalin
ke dalam sebuah esai, menyiapkan garis besar esai akan membantu Anda menentukan
gagasan utama atau tujuan masing-masing paragraf.
b.
Catat semua informasi dan ide yang
berhubungan dengan topik tersebut. Begitu
memperoleh gambaran tentang apa yang ingin disampaikan dalam paragraf, Anda
dapat mulai menyusun pemikiran tadi dengan menuliskannya pada buku catatan atau
program pengolah kata di komputer. Tak perlu menuliskannya dalam kalimat
lengkap. Catat saja beberapa kata serta frasa kunci. Begitu melihat semuanya
tertuang di kertas, Anda akan tahu poin mana yang perlu disertakan dalam
paragraf dan poin mana yang bisa diabaikan.
·
Sampai sini, Anda mungkin menyadari bahwa pengetahuan
Anda belum memadai. Selain itu, Anda juga akan membutuhkan fakta dan angka
sebagai pendukung argumen.
·
Inilah waktu yang tepat untuk melakukan riset. Dengan
demikian, Anda akan memasuki tahap penulisan berbekal pelbagai informasi yang
relevan.
c.
Pikirkan struktur paragraf Anda. Setelah semua pemikiran, gagasan, fakta, dan angka
terpampang jelas di depan mata, Anda bisa mulai memikirkan bagaimana menyusun
struktur paragraf tersebut. Pertimbangkan setiap pokok permasalahan yang ingin
Anda bahas dan cobalah menyusunnya dalam urutan yang logis—paragraf Anda pun
menjadi lebih terpadu dan lebih mudah dibaca.[3]
·
Anda bisa mengurutkannya secara kronologis,
menempatkan informasi terpenting di bagian awal, atau sekadar membuat paragraf
lebih mudah dan lebih menarik untuk dibaca—semuanya tergantung topik dan gaya
penulisan paragraf yang Anda inginkan .[3]
·
Begitu memutuskan arah tulisan tersebut, Anda dapat
mulai menulis ulang pokok-pokok bahasan yang ingin dibicarakan, sesuai struktur
baru tersebut—ini akan membantu proses penulisan agar menjadi jauh lebih cepat
dan lebih lugas.
2. Menulis Paragraf
a.
Tulis kalimat topik. Kalimat pertama paragraf harus berupa topik yang akan
dibicarakan. Kalimat topik merupakan baris perkenalan yang menjelaskan gagasan
utama atau tesis paragraf tersebut. Kalimat itu harus mencakup pokok bahasan
terpenting dan paling relevan berkenaan dengan topik Anda, dan dengan demikian
meringkas keseluruhan isi paragraf.[2]
·
Kalimat-kalimat berikutnya harus mendukung kalimat
topik tersebut dan memberikan detail serta membicarakan lebih lanjut
permasalahan atau gagasan yang hendak dibahas. Jika ada kalimat yang tak dapat
dihubungkan secara langsung dengan kalimat topik tersebut, tak perlu
menyertakannya di dalam paragraf.
·
Para penulis yang lebih berpengalaman mampu
menyelipkan kalimat topik di bagian mana pun dari paragraf, tak selalu pada
baris pertama. Namun, bagi para penulis baru atau penulis yang belum terlalu
lancar menulis paragraf, sebaiknya tetap mencantumkan kalimat topik pada baris
pertama, mengingat kalimat itu akan memandu Anda sepanjang sisa penulisan
paragraf itu.[2]
·
Hindari membuat kalimat topik yang terlalu luas atau
justru terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu luas akan mempersulit
pembahasan ide secara memadai di dalam paragraf. Sementara itu, jika terlalu
sempit, Anda akan kekurangan materi pembahasan.[4]
b.
Tambahkan detail-detail pendukung. Seusai menuliskan kalimat topik sesuai keinginan, Anda
dapat mulai melengkapi isi paragraf itu. Di sinilah Anda akan memetik manfaat
dari catatan yang telah Anda siapkan sebelumnya. Pastikan paragraf Anda
koheren, yang artinya mudah dibaca dan dimengerti, selain juga masing-masing
kalimat mengalir lancar dan saling berkesinambungan. Untuk itu, usahakan
menulis kalimat-kalimat sederhana dan jelas, yang mengekspresikan secara tepat
apa yang ingin Anda sampaikan.[3]
·
Hubungkan setiap kalimat dengan kata transisi yang
menjembatani satu kalimat dengan kalimat berikutnya. Kata transisi membantu
Anda membandingkan dan menunjukkan perbedaan, memperlihatkan hubungan
sebab-akibat, menyoroti gagasan-gagasan penting, dan membuat perpindahan dari
satu gagasan ke gagasan berikutnya berjalan lebih mulus. Kata transisi mencakup
"selanjutnya", "pada hakikatnya" dan "sebagai
tambahan". Anda juga dapat menggunakan kata transisi kronologis, seperti
"pertama-tama", "kedua" dan "ketiga".[3]
·
Kalimat-kalimat pendukung merupakan bagian utama
penunjang paragraf. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasukkan sebanyak mungkin
bukti untuk mendukung kalimat topik. Anda dapat menggunakan fakta-fakta, angka,
statistik, maupun contoh, atau malah cerita, anekdot serta kutipan-kutipan,
tergantung topik yang Anda pilih. Silakan memanfaatnya selama masih relevan.[2]
·
Mengenai panjang paragraf, tiga sampai lima kalimat
biasanya cukup untuk meliput pokok bahasan utama dan mendukung kalimat topik
Anda. Namun, jumlah kalimat tersebut bisa sangat bervariasi, tergantung topik
dan panjang karya tulis yang sedang Anda susun. Tak ada ketentuan pasti
mengenai berapa panjang ideal sebuah paragraf. Panjang paragraf sudah barang
tentu harus mampu meliput gagasan utama.[3][5]
c.
Tulis kalimat penutup. Kalimat penutup paragraf harus menyatukan semua
kalimat dan menekankan kembali poin utama kalimat topik Anda meskipun dalam
kata-kata yang berbeda. Kalimat penutup yang baik menekankan kembali gagasan
yang dijabarkan dalam kalimat topik. Namun, gagasan tersebut sekarang telah
sepenuhnya memiliki bobot, berkat bukti atau argumen-argumen yang terkandung
dalam kalimat-kalimat pendukung di baliknya. Setelah membaca kalimat penutup,
pembaca seharusnya tak lagi memiliki keraguan mengenai akurasi atau relevansi paragraf
tersebut sebagai satu keseluruhan.
·
Jangan sekadar mengulang kalimat topik. Kalimat
penutup paragraf pada dasarnya harus menyampaikan pembahasan sebelumnya
sekaligus mengingatkan pembaca tentang relevansinya.[6]
·
Sebagai contoh, perhatikan satu paragraf yang membahas
topik "Kenapa Kanada sangat nyaman untuk ditinggali?" Kalimat
penutupnya bisa berupa sesuatu yang berbunyi "Dari semua bukti di atas,
seperti penyediaan layanan kesehatan yang sangat baik di Kanada, sistem
pendidikan yang berkualitas tinggi, serta kota-kotanya yang bersih dan aman,
kita dapat menyimpulkan bahwa Kanada memang tempat bermukim yang luar
biasa."
d.
Ketahui kapan harus pindah ke
paragraf baru. Kadang, sulit
untuk mengatakan kapan kita harus mengakhiri sebuah paragraf dan memulai yang
baru. Untungnya, ada sejumlah pedoman yang dapat Anda ikuti sehingga mudah saja
memutuskan kapan beralih ke paragraf baru. Pedoman paling dasar yang harus
diikuti adalah setiap kali Anda mulai membicarakan satu gagasan baru, Anda
harus pindah ke paragraf baru. Paragraf tak boleh memiliki lebih dari satu
gagasan utama. Jika suatu gagasan memiliki beberapa poin atau sisi, tiap aspek
gagasan tersebut harus dibahas dalam paragraf terpisah.[2][7]
·
Paragraf baru juga digunakan setiap kali Anda
membandingkan dua poin atau menampilkan masing-masing sisi dari suatu argumen.
Misalnya, jika topik Anda adalah "apakah pegawai negeri sipil sebaiknya
menerima gaji yang lebih rendah?", satu paragraf akan membahas argumen
yang mendukung gaji yang lebih rendah bagi para PNS, sementara paragraf lain
akan menyampaikan argumen yang menentangnya.[2]
·
Paragraf membuat suatu karya tulis lebih mudah
dimengerti dan memberi pembaca "jeda" di sela-sela gagasan baru yang
mengemuka. Jeda tersebut memungkinkan mereka mencerna apa yang baru saja mereka
baca. Jika merasa bahwa paragraf yang sedang Anda tulis menjadi terlalu rumit,
atau mengandung sejumlah poin yang rumit, mungkin Anda perlu mempertimbangkan
untuk memecahnya menjadi beberapa paragraf yang berdiri sendiri.[2]
·
Saat menyusun karya tulis, pembuka dan penutup harus
selalu disampaikan dalam paragraf tersendiri. Paragraf pembuka menjabarkan
tujuan karya tulis dan apa yang ingin dicapainya, sekaligus memberikan paparan
singkat mengenai gagasan serta pokok-pokok persoalan yang akan dibahas
berikutnya. Paragraf penutup memberikan ringkasan atas informasi dan
argumen-argumen yang terkandung dalam karya tulis, serta menyatakan dengan
jelas apa yang telah ditunjukkan dan/atau dibuktikan oleh karya tulis tersebut.
Paragraf penutup juga boleh memperkenalkan ide baru, yang membuka pikiran pembaca
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diangkat oleh karya tulis itu.[2]
·
Dalam penulisan karya fiksi, Anda perlu membuat
paragraf baru setiap menuliskan dialog untuk menunjukkan adanya pergantian
pembicara.[8]
3. Periksa Ulang Paragraf
a. Periksa ejaan dan tata bahasa dalam paragraf Anda. Begitu selesai menulis, penting untuk membaca ulang
paragraf Anda dua atau tiga kali untuk memeriksa apakah ada kata-kata yang
salah eja atau ditulis dengan tata bahasa yang kurang baik. Kesalahan eja dan
tata bahasa yang buruk dapat memengaruhi persepsi atas kualitas paragraf Anda
secara signifikan, meskipun gagasan serta argumen-argumen yang terkandung di
dalamnya berkualitas tinggi. Kesalahan-kesalahan kecil sering kali luput dari
perhatian di tengah keasyikan proses menulis. Oleh karena itu, jangan lewatkan
langkah ini sekalipun Anda sedang terburu-buru.
·
Pastikan setiap kalimat memiliki subjek dan semua kata
benda yang harus menggunakan huruf kapital ditulis dengan benar. Juga pastikan
bahwa semua subjek dan kata kerja saling sesuai dengan imbuhan yang tepat, dan
Anda menggunakan bentuk kata kerja yang tepat di seluruh isi paragraf.
·
Gunakan kamus untuk memastikan kembali penulisan
kata-kata di dalam paragraf jika Anda masih meragukan pengejaannya. Jangan
langsung menganggap benar kata-kata tersebut. Anda juga dapat menggunakan kamus
tesaurus untuk menemukan sinonim kata jika merasa terlalu banyak menggunakan
satu istilah. Akan tetapi, gunakan kamus untuk memeriksa kata-kata yang Anda
petik dari tesaurus untuk memastikan Anda tahu arti sesungguhnya. Tesaurus
mengelompokkan kata secara lentur, dan artinya belum tentu sama persis.
Contohnya, tesaurus mencantumkan "aman", "baik",
"bernasib baik", dan beruntung" sebagai sinonim
"bahagia", padahal masing-masing kata tersebut memiliki konotasi atau
arti berbeda yang akan mengubah rasa bahasa dan bahkan arti kalimat jika Anda
kurang hati-hati.
·
Periksa paragraf Anda untuk penggunaan tanda baca yang
tepat. Pastikan Anda menggunakan tanda baca seperti koma, titik dua, titik koma
dan elipsis dalam konteks yang tepat.
b. Periksa koherensi dan gaya penulisan paragraf Anda. Selain ketepatan masalah teknis tulisan, Anda juga
harus berusaha menulis dengan jelas disertai gaya yang mengalir. Anda dapat
menyelang-nyeling panjang dan format kalimat menggunakan kata-kata transisi dan
kosakata yang beragam.[2]
·
Sudut pandang tulisan Anda harus tetap konsisten
sepanjang paragraf, dan tentu saja, sepanjang karya tulis. Misalnya, jika
menulis dalam sudut pandang orang pertama (contoh, "Saya berkeyakinan
bahwa..."), Anda sebaiknya tak mengubahnya menjadi penulisan bentuk pasif
("diyakini bahwa...") di tengah jalan.
·
Namun, Anda juga harus mencoba menghindari membuka
setiap kalimat dengan "Menurut saya..." atau "Saya berpendapat
bahwa...". Usahakan untuk memvariasikan format kalimat-kalimat Anda. Lewat
cara ini, paragraf jadi lebih menarik bagi pembaca dan membuat alur
penulisannya mengalir lebih alami.
·
Bagi penulis pemula, lebih baik tetap menggunakan
kalimat-kalimat pendek dan tidak berbelit-belit, yang mengekspresikan maksud
Anda dengan jelas. Kalimat panjang berputar-putar akan segera kehilangan
koherensinya dan rentan terhadap kesalahan tata bahasa. Oleh karena itu,
hindari menggunakan kalimat-kalimat semacam itu sampai Anda memiliki lebih
banyak pengalaman dalam dunia menulis.
c. Putuskan apakah paragraf Anda sudah selesai. Begitu Anda selesai membaca ulang paragraf tersebut
dan memperbaiki kesalahan tata bahasa maupun gaya penulisan, Anda harus
membacanya sekali lagi untuk menentukan apakah paragraf itu sudah selesai.
Cobalah untuk menilai paragraf tersebut secara objektif, kemudian putuskan
apakah isinya sudah cukup mendukung dan mengembangkan kalimat topik, atau masih
membutuhkan penambahan beberapa detail dan bukti lagi untuk menunjang klaim
Anda.[3]
·
Jika Anda merasa bahwa klaim utama kalimat topik sudah
cukup didukung dan dikembangkan oleh isi paragraf, bisa jadi paragraf tersebut
sudah tuntas. Namun, jika ada aspek penting dari topik yang belum dieksplorasi
atau belum dijelaskan, atau jika isi paragraf kurang dari tiga kalimat, Anda
mungkin perlu mengembangkannya sedikit lagi.[3]
·
Di sisi lain, Anda bisa saja memutuskan bahwa paragraf
Anda terlalu panjang dan mengandung unsur isi yang berlebihan atau yang tidak
terlalu relevan. Jika demikian, Anda harus menyunting isi paragraf agar di
dalamnya hanya terkandung informasi-informasi yang relevan.
·
Jika Anda merasa bahwa semua isi paragraf penting
untuk menjelaskan poin Anda, tetapi paragraf tersebut masih tetap terlalu
panjang, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa
paragraf pendek yang lebih spesifik.
TIPS
·
Saat Anda sedang membaca, perhatikan bagaimana
pembagian paragraf dalam bacaan tersebut. Jika Anda belajar dari pengalaman
tentang apa itu paragraf, Anda akan dapat membagi tulisan ke dalam
bagian-bagian yang tepat dengan mengandalkan perasaan.
·
Tak ada aturan baku mengenai panjang paragraf.
Sebaliknya, pastikan adanya jeda-jeda yang mengalir alami. Setiap paragraf
harus mengandung satu gagasan utama dan isi tulisan yang mendukungnya.
·
Standar penulisan dalam bahasa Inggris mensyaratkan
baris pertama paragraf menjorok ke dalam sebanyak 0,5 inci atau 1,25 cm.
·
Kesalahan eja serta tata bahasa dapat mengurangi nilai
suatu tulisan, bahkan yang terencana dengan baik sekalipun. Gunakan aplikasi
pemeriksa ejaan, atau minta seseorang untuk membaca karya Anda, jika ada sesuatu
yang membuat Anda ragu.
·
Jika menulis percakapan, mulai paragraf baru setiap
kali orang lain berbicara.
·
Rahasianya terletak pada:
·
Kesatuan: Miliki satu gagasan dan ekspresikan
topiknya.
·
Urutan: Cara Anda menyusun kalimat membantu pembaca
untuk dapat lebih mengerti.
·
Koherensi: Seberapa jauh tulisan Anda dapat
dimengerti. Kalimat-kalimat dalam paragraf perlu dihubungkan satu sama lain.
·
Keutuhan: Semua kalimat yang digunakan dalam paragraf
harus menyampaikan pesan seutuhnya.
·
Sesuaikan tulisan Anda dengan tujuan yang ingin
dicapai. Seperti halnya pemilihan pakaian yang sesuai dengan keadaan serta
iklim yang berbeda, Anda sebaiknya juga menulis dengan gaya penulisan yang
sesuai untuk tujuan Anda.
·
Kalau Anda senang menulis, carilah pekerjaan menulis
yang banyak tersebar di internet, supaya hobi Anda bisa sekaligus menghasilkan
uang. Salah satu website yang merekrut penulis artikel adalah Kontenesia.
PERINGATAN
·
Jangan tunggu hingga menit-menit terakhir jika karya
tulis Anda ini merupakan tugas sekolah. Sediakan cukup waktu untuk merencanakan
dan menulis masing-masing paragraf. Sebagai hasilnya, tugas Anda akan memiliki
kualitas yang jauh lebih baik.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Write komentar